Selasa, 12 Mei 2020

Rentetan Peradaban Islam

00.16


Ramadhan…

Begitu mendengar kata tersebut maka yang muncul dalam benak adalah identik dengan Muslim, Islam. Ramadhan mengajarkan umat muslim berpuasa: menahan makan, minum, nafsu serta “kesenangan” lainnya. 

Ramadhan adalah lahan dakwah bagi umat Islam, berdakwah banyak hal tentang larangan dan seruan Tuhan atau risalah Nabi, sejarah, aspek social serta yang bertalian dengan Islam. 

Saat ini, umat muslim atau manusia pada umumnya lebih tertarik membicarakan keagamaan melalui media massa. Tak bisa dipungkiri media massa dapat diakses dengan instan sehingga tak heran jika zaman tekhnologi tidak terlepas dari social media. 

Social media sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia, untuk itu para pendakwah juga banyak memanfaatkan Via tersebut sebagai jalan untuk berdakwah. Di sisi lain social media ini..juga  tak sedikit yang disesatkan baik secara pemikiran hingga berujung pada tindakan. 

Kemudahan membuat akun dalam social media membuat khalayak susah mengenali perkara yang hak dan Bathil. Mulai dari berita Hoax, ujaran kebencian bahkan kesalahan berpikir lainnya.

Diantara kesalahan berpikir yang dialami khalayak akibat dari social media adalah gagal mengenali sejarah karena yang disajikan adalah sesuatu yang instan serta tidak mendalam. Ramadhan seolah-olah  adalah moment menunjukkan kesalehan, berlomba bersedekah kemudian diumbar pada soaial media, berlomba berpakaian yang dianggap menurut aurat bahkan berlomba berdakwah terkait halal dan haram. Tak sedikit juga menyinggung peradaban atau  budaya Islam dan budaya non Islam atau mereka menyebutnya budaya kaum kafir.

Cukup mencengangkan jika mendengar peradaban non Islam atau budaya kaum kafir. Istilah tersebut sangat familiar pada khalayak. Pertanyaan kemudian apa yang mereka pahami terkait peradaban atau budaya Islam?

Islam jika menilik secara kuantitatif adalah agama terbesar kedua di dunia secara penganut. Angka fantastis demikian tentu tidak terlepas dari masa gemilang Islam. Jika merefleksi sejara Islam hingga membentuk sebuah peradaban maka yang muncul adalah Daulah Umayyah dan Abbasiyah.

Mengapa pada pemerintahan Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah adalah puncak kejayaan Islam?

Bahkan banyak khalayak elergi  mendengar kata Umayyah…
Yang timbul di benak khalayak adalah perlakuan Muawiyah kepada Ali bin Ab Thalib. Umayyah bukan hanya Muawiyah, sejarah kepemimpinan Islam adalah sejarah yang panjang sehingga Fallaci dalam memahami Islam perlu disingkirkan.

Perjalanan Islam dari kota Hijaz ke Damasku (Suriah) pada Daulah Umayyah adalah perkembangan Islam yang sangat signifikan. Secara Geografis Damaskus sangat dekat dengan Yunani dan Romawi sebagai salah satu awal peradaban manusia. 

Di bawah kepemimpinan Daulah umayyah bagaikan magnet, ia menyihir kota yang ditaklukkan sebagai kota pelajar setelah Yunani dan Latin. Mereka banyak menterjemahkan litaratur Yunani dan Latin ke dalam bahasa Arab bahkan literature China yang juga merupakan bagian dari peradaban awal manusia menurut Karl Jasper. Tentu menerjamahkan bahasa Yunani, Latin China ke dalam bahasa Arab ataupun sebaliknya secara tidak langsung mempelejari secarah keseluruhan peradaban mereka baik bidang Filsafat, politik, ekonomi, budaya dan aspek lainnya. 

Setelah daulah Umayyah runtuh dan diambil alih oleh daulah Abbasiyah, Islam justru semakin bangkit. Baghdad sebagai ibu kota pada saat itu mampu melegenda, Baghdad yang berdampingan Persia dan India yang juga sebagai pusat peradaban manusia melahirkan peradaban manusia yang baru ditandai dengan proses akultrasi atau asimilasi budaya dari ketiga wilayah yang sangat luas tersebut.

Persia atau iran memiliki peradaban yang diwariskan oleh leluhurnya yakni kebudayaan Zoroaster. Zoroaster sebagai salah satu agama tertua di dunia mampu berdampingan bahkan budaya tersebut diserap pada masa Daulah Abbasiyah. Salah satu peninggalan Zoroaster yang dinikmati Islam pada saat ini adalah menara Mesjid. 

Zoroaster menggunakan bangunan atau wadah tersebut sebagai penanda untuk melakukan penyembahan terhadap Tuhan Ahuramasda. Inilah yang kemudian diinovasi sehingga lahirlah sebuah menara yang dijadikan juga penanda untuk beribadah Shalat segera ditunaikan.  

Sementara India yang bahkan mampu membuat peradaban tanpa sentuhan budaya asing juga tak kalah pentingnya pada masa pemerintahan daulah abbasiyah. India mayoritas penganut Hindu yang juga merupakan agama tertua di dunia sangat berkontribusi terhadap Daulah abbasiyah. 

Asimilsi budaya India dapat dilihat dari busana Muslim yang dikenakan masyarakat khususnya Muslim Indonesia yakni Gamis yang diklaim sebagai pakaian ala Muslim milik orang-orang Islam.  

Penjelasan di atas adalah kepingan kecil sebagai perwakilan yang lain yang turut berpartsipasi terhadap peradaban Islam, juga setidaknya sebagai pengantar bahwa perkembangan Islam atau terbentuknya peradaban Islam tak lepas dari sentuhan kebudayaan atau peradaban “luar”. 

Penulisnya orang keren 😎 : Sultriana

NB: gambar dibawah sebagai ekspresi atas kegaduhan dari kesalahan berpikir.

Written by

Hai Good People, semoga postingannya bermanfaat dan bisa menambah wawasan kamu. Jangan lupa tinggalkan jejak kamu dengan klik tanda suka atau dengan komentar. Jika ingin mengcopy-paste harap sertakan link dan nama blog ini. Salam sastrawan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2013 Rinnaza.id. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top