Akhir bulan Desember tahun lalu, bagiku adalah bulan penuh
petualangan. Aku bersama dengan beberapa pengurus organisasi pelajar di
daerahku, didaulat untuk mengikuti kongres tingkat nasional yang
diselenggarakan di salah satu kota yang terletak di Jawa Tengah. Sangat
menyenangkan mengetahui bahwa tiket pulang-pergi kami akan ditanggung pemerintah, aku merasa seperti mendapatkan tiket wisata akhir tahun. Bersama
dengan rombongan se-provinsi Sulawesi Selatan kami bertolak ke kota Surabaya
tepatnya melalui jalur laut dari pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar. Perjalanan
memakan waktu kurang lebih 2 hari 2 malam.
Sesampainya di pelabuhan Tanjung Perak, kami melintasi
beberapa kabupaten menuju wilayah Jawa Tengah. Bus kami sempat berhenti di
salah satu rumah makan tepi jalan raya. Satu pelajaran yang aku dapati selama di Jawa Tengah adalah hampir semua makanan orang Jawa ternyata pedas-pedas semua, kecuali nasi
tentu saja. Untung saja, makanannya ditanggung panitia jadi kesempatan itu aku
gunakan untuk membeli minuman dingin, lumayan meredakan rasa pedas yang menjalar
di mulut.
Perjalanan kami berakhir di Asrama Haji Donohudan. Tim kami
terbagi dua, tim IPNU dan tim IPPNU, maka tentu saja asrama kami dipisah.
Asrama Haji Donohudan merupakan tempat penginapan peserta sekaligus tempat
penyelenggaraan kongres. Kongres berjalan selama sepekan, dipenuhi dengan
agenda yang sangat bermanfaat terlebih seminar tiap ba’da dzuhr merupakan
favorite peserta, tahu kenapa? Karena semua pembawa materi adalah orang-orang
yang hebat dan terkenal dalam pemerintahan, seperti Ibu Hj, Khofifah Indar Parawansa dan masih banyak lagi.
Puncak acaranya adalah pemilihan ketua dan wakil ketua IPNU/IPPNU pusat.
Sejujurnya itu adalah kali pertama aku mengikuti sebuah
kongres berskala nasional, tidak terhitung banyaknya peserta yang datang dari
berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke pun ada. Tentu
hal ini sangat berharga bagiku dan kawan-kawan rombongan Sulawesi Selatan.
Setelah acara selesai, keesokan harinya kami meninggalkan asrama haji dan
menginap sehari di salah satu penginapan yang ada di kawasan Malioboro.
Kami menghabiskan waktu seharian untuk mengelilingi kawasan
yang terkenal di kota Yogyakarta itu, ada yang hanya sekedar jalan-jalan,
mengabadikan moment dengan kamera ponsel, atau membeli soufenir untuk dibawa
pulang ke Makassar dan masih banyak lagi. Aku sendiri lebih memilih
menghabiskan waktu di pasar malam yang ada di Alun-Alun Keraton Yogyakarta
ditemani adik lelakiku dan tante comelku, tentu saja mereka berdua juga adalah
peserta kongres.
Keesokan harinya sebelum kami take off, kami menyempatkan
waktu untuk berwisata ke Candi Borobudur. Wow, ucapku pertama kali saat melihat
bangunan Candi Borobudur tepat berada dihadapanku. Akhirnya aku bisa melihat
dengan mata kepalaku sendiri bagaimana keindahan satu-satunya situs warisan
dunia yang diakui dunia yang dimiliki Indonesia. Kesempatan itu tak aku sia-siakan
tentunya, kartu memory 2 GB ludes dipenuhi video dan foto kami selama di kawasan
wisata itu.
Sekitar jam 5 sore, kami pulang ke Makassar menggunakan pesawat Lion Air dari bandara Adisucipto Yogyakarta. Pengalaman satu pekan bersama teman-teman pengurus dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan, tak akan terlupakan.
Organisasi pelajar IPNU/IPPNU benar-benar memberikan
pelajaran dan pengalaman berorganisasi yang sangat berharga. Terima kasihku
yang tulus untuk semua Rekan dan Rekanita senusantara.
“Mekar seribu bunga di taman
Mekar cintaku pada ikatan
Ilmu ku cari amal ku beri
Untuk agama bangsa negeri”
Pelajar Nusantara!
Pelajar Aswaja!
Salam Terkasih.
0 komentar:
Posting Komentar